paling populer

posting populer

Posted by : Unknown Jumat, 17 Januari 2014

By : kang jhaprut
http://sahabatalaqsha.com/   GAZA, Jumat (Alray): Meski sudah lima tahun berlalu sejak Gaza diserang Israel’ pada 2008-2009, rakyat Gaza masih menyimpan luka. Mereka masih mengingat jelas detail perang selama 22 hari yang menghanguskan manusia, pohon, bahkan batu.
Lima tahun lalu, pesawat tempur ‘Israel’ menghujani sekolah PBB yang dijadikan tempat pengungsian sementara dengan bom fosfor. Serangan udara tersebut mengakibatkan 42 rakyat Palestina wafat dan begitu banyak korban luka bakar dan menjadi cacat fisik.
Pada Selasa, 6 Januari 2009 pukul 15.30, tentara ‘Israel’ mentarget sekolah Al-Fakhoora di kamp pengungsi Jabaliya dengan tiga bom fosfor. Pengeboman itu mengakibatkan kematian 42 orang, termasuk 14 anak. Satu bom lain mengenai rumah keluarga Deeb, membunuh 10 anggota keluarga termasuk 4 anak.
‘Israel’ Tidak Peduli Peringatan PBB
Sekolah PBB yang dijadikan tempat pengungsi diserang tiga bom fosfor, mengakibatkan 41 rakyat Palestina tewas dan ratusan terluka. Foto: Getty Images
Sejak itu, Sekolah Al-Fakhoora di kamp pengungsi Jabaliya, Gaza utara, menjadi saksi kejahatan tidak manusiawi oleh ‘Israel’ yang menggunakan bom dalam jumlah besar untuk menyerang rakyat sipil. Tentara ‘Israel’ tidak peduli bahwa UNRWA (Badan PBB untuk pengungsi Palestina) sudah memperingatkan kepada Tentara ‘Israel’ untuk menghindari sekolah-sekolah yang dijadikan tempat pengungsian.
Fayez Quddas, yang terluka terkena bom, menuturkan, “Rumah kami dihujani bom tanpa pemberitahuan apa pun. Sebelum saya jatuh pingsan, saya melihat teman saya Khader Zeidan meninggal karena terluka di kepala dan saudara saya Abed pun meninggal terkena bom.”
“Peristiwa itu masih membuat saya merasa terluka setiap hari. Saya sekarang cacat karena serpihan bom mengenai kaki kanan dan kiri saya,” kenang Quddas.
Masih Segar dalam Ingatan
Iyad Abu Askar, yang rumahnya menjadi korban pengeboman mengisahkan, “Sebelum matahari terbenam pada hari Selasa, saya dan keluarga sedang bergegas pergi dari rumah karena mendengar sekolah Al-Fakhoora diserang. Hanya beberapa menit kemudian, rumah kami dibom oleh tentara ‘Israel’.”
“Itu adalah hari yang sangat suram. Bom itu membunuh saudara saya Khaled (21 tahun), Imad (16 tahun), dan seorang sepupu saya (28 tahun). Saya tidak tahan melihat Khaled tubuhnya penuh dengan pecahan peluru dan sepupu saya kakinya terkoyak dan lehernya terluka,” kata Iyad.
Iyad menambahkan, “Kejadian ini masih segar dalam ingatan saya, sebagaimana mereka yang kehilangan orang-orang tercintanya. Kami akan menuntut dunia untuk menghukum pelaku pembantaian keji tersebut.

Leave a Reply

Bangun Opini untuk kemerdekaan Palestine

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © 2013 SSP (free palestine) - fajarullah - Powered by Blogger - Designed by Djogan -