Posted by : Unknown
Senin, 05 Maret 2012
Bertepatan dengan isu Palestina mencari pengakuan diPBB, SSP (Sebi Solidarity for Palestine) mengadakan kajian Palestina pada hari jum’at sore (7/10/2011). Kajian Perdana SSP ini memiliki tujuan untuk membahas isu Palestina dalam sidang PBB lebih dalam. Kajian yang memiliki tema ‘Sidang PBB untuk Kemerdekaan Palestina’ tersebut, diselenggarakan diruang Al Ghazali 1-2 STEI SEBI.
Dalam kajian kali ini, SSP mendatangkan seorang pembicara dari relawan Viva Palestine 2010, yaitu saudara Agung Nurwijoyo. Tepat pukul 15.30 WIB, acara Kajian SSP tersebut dimulai dengan pembukaan dan tilawah Qur’an.
Suasana ruangan kala itu, tampak begitu bergairah, lantaran rasa penasaran audiens terkait isu Palestina tersebut. Dengan beralaskan lantai, peserta mulai mendengarkan materi awal dari sang pembicara. Melalui power pint, peserta mulai menyimak materi yang akan diberikan.
Saudara Agung selaku pembicara menyampaikan materi pertama dengan muqadimah. Selanjutnya pembicara membahas sejarah palestina dan peristiwa perangnya.
“Banyak sudah kisah yang telah dilalui Palestina dalam bergesekan dengan Israel. Mulai dari berdirinya israel tahun 1948, dimana kaum muslimin memperingatinya sebagai hari Nakba atau hari kesedihan/bencana. Kemudian esokan harinya langsung meletus perang Arab-Israel selama 13 bulan.” Terang saudara Agung yang masih duduk dibangku kuliah fakultas hukum UI.
Aneka sejarah, berupa Perjanjian Camp David tahun 1978 sampai peristiwa berdirinya Hamas, juga diutarakan pemateri.
“Perjanjian Camp David diadakan oleh Israel dan Presiden Mesir Anwar Sadat. Israelpun menarik diri dari semenanjung sinai. Pada tahun 1988 meletuslah intifadhoh pertama sekaligus berdirinya HAMAS. Intifadhoh pertama ini banyak menimbulkan korban jiwa dari kedua belah pihak. Namun akhirnya berhenti ketika disetujuinya Perdamaian Oslo oleh Israel dan Palestina melalui Yaser Arafat.” Jelas saudara Agung yang juga anggota LDK Salam UI.
Pembicara juga menceritakan bahwa era modern ada sejarah kemenangan HAMAS, yaitu menangnya HAMAS dalam pemilu Palestina sebanyak 76% suara. Sayangnya Amerika seenaknya menganulir pemilu tersebut sehingga Fatah yang menjadi pemenang. Pembicara juga menceritakan bahwa tindakan kriminal Internasional terlihat jelas pada operasi Cast Lead pada desember tahun 2008.
Setelah itu, pembicara mulai memasuki materi utama yaitu penjelasan pencarian kedaulatan Palestina di PBB. Pembicara menjelaskan dengan detail manfaat ketika menjadi anggota di PBB walau prosesnya panjang.
“Prosesnya agak panjang. Mulai bukti negara secara de jure dan de facto. Kemudian dibutuhkan 2/3 suara atau minimal 129 negara agar diakui. Namun Palestina bisa mendapat status negara peninjau, sehingga Israel bisa dijerat ICC (International Criminal Court). Adapun apabila ditolak DK PBB, maka Palestina bisa menjadi negara pengamat non-anggota sehingga bisa seperti Israel dalam mengadakan negosiasi sesama negara.” Terang Agung Nurwijoyo asal Yogyakarta.
Kemudian pembicara menjelaskan dengan gamblang hambatan untuk menjadi anggota PBB.
“Keputusan DK PBB dapat diloloskan jika didukung 9 anggota dari 15 anggota, dengan asumsi tidak ada anggota DK PBB yang mengajukan hak veto. Terlebih apabila menjadi anggota resmi maka ancamannya Amerika akan menghentikan bantuannya ke Palestina dan Israel akan menghentikan pajak dan Bea Cukai untuk Palestina.”
Dan diakhir sesi, pembicara menjelaskan dinamika Internasional bagi Palestina.
“Banyak kejadian yang terjadi menyangkut keuntungan Palestina. Ketika diadakan sidang GNB (Gerakan Non Blok) di Bali, sebanyak 118 negara siap mengakui negara Palestina di PBB dengan batas negara sesuai tahun 1967, dimana baitul Maqdis timur sebagai ibu kotanya. Adapun kerugian bagi Israel adalah banyak gerakan anti semit, yang mengakibatkan diusirnya dubes Israel di Turki dan pembakaran dubes Israel di Mesir.” Jelas pembicara yang masih muda belia.
Ketika lantunan azan maghrib berkumandang, acara kajian rutin (Kantin) SSP inipun resmi ditutup dengan hamdallah dan doa kafaratul majelis. Alhamdulillah, semua peserta nampak puas dengan materi politik dan hukum yang disampaikan oleh ahlinya langsung. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya penanya saat sesi tanya jawab. Semoga kita tergerak untuk mendalami wawasan politik dan hukum bagi kemerdekaan Palestina. Allahu Akbar! (danu/medikom/SSP).